Air yang merupakan
salah satu hal terpenting dalam kehidupan manusia seharusnya dapat terpenuhi
dengan maksimal. Keberlipahan air bersih yang ada, sangat membantu setiap
manusia untuk melakukan aktivitasnya sehari-hari. Sumber air bersih adalah poin
pentingnya. Ketika pada kenyataannya tidak demikian, apalah yang akan terjadi
pada manusia dalam memenuhi kebutuhan sehari hari.
Kota Palu yang
merupakan Ibu Kota dari Provinsi Sulawesi Tengah, yang pada tahun ini akan
mengadakan Pilkada tepatnya di bulan Desember 2015. Dari kehebohan para calon
pemimpin Kota Palu maupun calon pemimpin di Provinsi Sulawesi tengah mengadakan
kampanye untuk merebut suara rakyat. Ada hal-hal yang akan menjadi PR besar
buat para calon pemimpin tersebut. Dari sekian banyak PR tersebut, ada salah
satu hal yang seharusnya lebih di perhatikan oleh pemerintah. Hal tersebut
tidak lain, ialah Air yang sebagai sumber kehidupan manusia dalam hal ini
masyarakat kota Palu. Memang, di Kota Palu hampir semua kebutuhan air sudah
dapat terpenuhi khususnya di daerah perkotaan. Tetapi, itu tidak semua. Masih
ada tempat-tempat yang berada diberbagai sudut kota Palu, yang masih mengalami
kekurangan air.
Keresahan ini bukanlah
karena tidak adanya air atau kekeringan sumber air, tetapi melainkan keterbatasan
waktu yang diberikan oleh PDAM untuk mengalirkan air pada setiap rumah. Di
wilayah kota Palu terlebih dibagian perkotaan air selalu di alirkan tanpa henti
tanpa waktu. Tetapi berbanding terbalik pada berbagai tempat di sudut kota
Palu. Misalnya saja, di wilayah kota Palu bagian Palu selatan. Yang biasanya
Air selalu dialiri setiap saat., Tetapi di wilayah ini, air dialiri dengan
durasi waktu. Waktu yang disediakan untuk mengaliri air ke setiap rumah
dibagian Palu Selatan berdurasi sekitar kurang lebih 5 jam, di bagian kecematan
Tatanga misalnya, khususnya di Kelurahan Pengawu. Air mulai menyala pada siang
hari tepatnya jam 12 siang hingga pukul 5 sore. Dan rata-rata kelajuan air
tidak sebanding, ada rumah yang airnya mengalir dengan kencang sedangkan ditempat
lain mengalir dengan pelan. Hal itulah yang membuat saya risau sebagai salah
satu warga yang mengalami durasi waktu pada air dan hanya mempunyai waktu
kurang lebih 5 jam untuk mendapat giliran. Sedangkan ditempat lain, air
mengalir tanpa waktu tanpa batas. Saya merasa tidak adil kenapa dibagian tempat
saya tinggal mengalami hal demikian. Padahal warga yang ada di tempat say
tinggal dengan warga yang tinggal di tempat lain sama-sama membayar air di
PDAM. Tetapi kenyataannya untuk waktu pengalirannya tidak adil. Mungkin, kalau
rumah tangga yang punya ekonomi berkecukupan bisa menggunakan mesin untuk
menarik kecepatan volume air yang mengalir. Tapi apa jadinya pada rumah tangga
yang mempunyai ekonomi yang terbatas, mereka hanya bisa pasrah dan menerima nasib.
Saya beserta warga yang
sama-sama mengalami hal tersebut, mengharapkan kepada pemerintah agar bisa
lebih memperhatikan lagi kondisi kehidupan rakyatnya. Warga tidak meminta
hal-hal lebih, hanya saja berharap pemerintah bisa lebih memenuhi kebutuhan air
bersih kepada rakyatnya secara menyeluruh dan merata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar